2

KBST Sultra Cegah Kepunahan Bahasa Daerah Melalui Revitalisasi

Kendari, Elindonews.id – Kantor Bahasa dan Sastra (KBST) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan program merdeka belajar episode 17.

Hal itu diwujudkan melalui rapat koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) tahun 2024 yang digelar di Kantor Gubernur Sultra, Senin 26 Februari 2024. Bahasa yang menjadi sasaran RBD ialah bahasa Tolaki

Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio mengatakan, bahwa kegiatan itu merupakan saran Pj Gubernur untuk melakukan rakor terhadap revitalisasi bahasa daerah di Bumi Anoa.

“Kategorinya ada bahasa yang terancam punah, jadi kita nanti bahasa yang terancam punah ini kita upayakan revitalisasinya agar tidak terancam punah,” kata Asrun Lio.

Dalam mengatasi hal itu, langkah strategisnya adalah melakukan berkolaborasi dengan pemerintah daerah.

“Harapan Pj Gubernur kita melakukan secara bertahap karena di Sultra ini banyak bahasa daerah dan tahun ini kita fokus pada revitalisasi bahasa Tolaki,” ungkapnya.

BACA JUGA:  DPRD Kendari Desak Pemkot Terapkan Perda untuk Berantas Prostitusi Online

“Revitalisasi bahasa ini tentu pemerintah provinsi akan mendukung,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo mengatakan, bahwa di tahun ini revitalisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia.

“Sehingga di tahun 2024 ini ada penambahan 12 provinsi. Di tahun kemarin kita sudah melaksanakan di 26 provinsi di Indonesia dan di tahun ini kita revitalisasi bahasa Tolaki,” ujarnya .

Ia menjelaskan, bahwa revitalisasi ini bagian dari perlindungan bahasa daerah, jadi revitalisasi merupakan upaya memvitalkan kembali bahasa daerah.

“Bahasa yang terancam punah merupakan upaya dalam menghidupkan kembali agar generasi muda akan menggunakan bahasa daerah. Harapannya adalah para generasi mudah merasa bangga dengan menggunakan bahasa daerah,” terangnya.

BACA JUGA:  Dr. Erens Elvianus Koodoh Pimpin PIKI Sultra: Kolaborasi untuk Pembangunan Daerah

Ditempat yang sama, Kepala Kantor Bahasa Sultra, Dr. Uniawati, S.Pd., M.Hum menyebutkan, bahwa bahasa asli di Sultra ada sembilan.

“Kalau merujuk pada pemetaan bahasa ada 15 di Sultra. Jadi 9 bahasa asli, 6 bahasa pendatang,” katanya.

Ia membeberkan, dari sembilan bahasa asli di Sultra berdasarkan hasil kajian vitalitas yang sudah dilakukan bahwa sembilan bahasa di Sultra berada dalam status mengalami kemunduran bahkan dalam tahap kritis seperti bahasa Wolio.

“Karena memang bahasa Wolio ini penuturnya itu terbatas pada lingkungan kerajaan yaitu Keraton sehingga menang ini perlu mendapatkan perhatian termasuk bahasa Tolaki,” ungkapnya.

“Karena ini kan kegiatan revitalisasi ini agak susah dilakukan secara serentak, sehingga kami melakukannya secara bertahap. Dan Alhamdulillah tahun ini kita sudah bisa melakukan revitalisasi bahasa Tolaki,” pungkasnya.