Konawe Selatan, ElindoNews.id – Kasus stunting dan kemiskinan ekstrem di Kecamatan Laeya dan Lainea, Konawe Selatan, masih menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Dalam kunjungan kerja ke-20, Senin (28/10/2024), Bupati Konawe Selatan, H. Surunuddin Dangga, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral untuk mengatasi dua isu tersebut secara efektif.
Melalui Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan terus melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) demi mencapai target penurunan.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan sosialisasi netralitas ASN menjelang Pilkada serentak 2024.
Acara tersebut dihadiri oleh kepala OPD, Forkopimca, lurah, kepala desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Surunuddin menyampaikan perlunya sosialisasi yang masif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya di tingkat desa dan kecamatan, untuk berperan aktif menyosialisasikan program ini. Diharapkan dukungan dari petugas kesehatan, perangkat desa, dan camat agar kerja kita lebih efektif,” ujarnya.
Bupati juga meminta seluruh stakeholder untuk bahu-membahu dalam menentukan kebijakan, mengarahkan program, dan mengalokasikan anggaran secara berkelanjutan guna menurunkan angka stunting dan menghapus kemiskinan ekstrem.
Ia berharap bahwa kasus stunting dan kemiskinan ekstrem di Laeya dan Lainea dapat berkurang signifikan pada akhir tahun melalui intervensi langsung, seperti pemberian makanan tambahan dan susu gratis kepada balita.
Camat Laeya melaporkan bahwa saat ini terdapat 60 kasus stunting di wilayahnya, menurun dari 65 kasus berkat intervensi berupa makanan tambahan dan susu. Meski demikian, ada penambahan 21 kasus baru, yang terus ditindaklanjuti melalui pemberian makanan berprotein tinggi.
Di Kecamatan Lainea, data kemiskinan ekstrem yang awalnya berjumlah 282 keluarga kini sudah dinyatakan nol setelah verifikasi dan validasi. Untuk kasus stunting, dari 67 balita yang tercatat pada awal program, kini tersisa 33 balita setelah intervensi sejak Juni hingga September.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Surunuddin juga menyerahkan berbagai bantuan, termasuk makanan tambahan dan susu untuk balita, seragam sekolah, pakaian untuk relawan pemadam kebakaran, serta bantuan pangan seperti beras dan minyak goreng bagi korban kebakaran di Desa Benua dan lansia di wilayah tersebut.
Melalui sinergi lintas sektoral dan dukungan masyarakat, Pemkab Konawe Selatan berharap dapat mewujudkan Sulawesi Tenggara yang bebas dari stunting dan kemiskinan ekstrem.