2

Dikbud Konawe Selatan Tingkatkan Kompetensi Guru Penggerak melalui Workshop dan Refleksi

Kendari, Elindonews.id – Guru penggerak angkatan IV dan VII serta calon guru penggerak angkatan IX dari Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menggelar aksi nyata dalam upaya mengembangkan kompetensi diri.

Upaya itu diimplementasikan melalui workshop peningkatan kompetensi guru melalui komunitas praktisi guru penggerak dan pengajar politik yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Selatan selama dua hari 23-24 Desember 2023 di salah satu Hotel di Kota Kendari.

Kegiatan tersebut mengusung tema refleksi peran guru penggerak dalam transformasi pendidikan yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konsel Erawan Supla Yuda bersama Sekreatris Dinas dan Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Dalam kesempatan itu, Erawan Supla Yuda mengatakan, bahwa Dikbud Konsel terus mendukung terbentuknya komunitas praktisi dalam upaya peningkatan kompetensi guru yang diwujudkan melalui workshop dengan melibatkan guru penggerak dan pengajar praktik se-Kabupaten Konawe Selatan.

“Banyak pembelajaran dan paradigma baru yang didapat dari para guru yang mengikuti pendidikan guru penggerak yakni bahwa peran guru penggerak adalah memberikan cara praktik terbaik untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional transformasi pendidikan,” katanya Erawan dihadapan seluruh peserta, Sabtu 20 Desember 2023.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kwpendidikan Dikbud Konsel Erwin Mangidi mengapresiasi seluruh peserta khususnya para guru penggerak dan calon guru penggerak yang telah mengikuti workshop tersebut.

BACA JUGA:  Calon Guru Penggerak di Konsel Pamerkan Ribuan Hasil Karya Panen Belajar Lokakarya 7

Menurutnya, tantangan yang dialami guru dalam upaya menciptakan pembelajaran yang berdampak pada anak demi mewujudkan merdeka belajar selama masa pandemi melalui penerapan pembelajaran dari rumah mengharuskan guru untuk terus melakukan peningkatan kompetensi diri. Namun kebanyakan guru memiliki keterbatasan dalam kesempatan memperoleh wadah pengembangan dirinya.

“Tantangan guru saat ini adalah banyak guru mengalami defisit pengetahuan mengajar karena kurangnya pelatihan dan usaha pengembangan secara mandiri,” terangnya.

Lebih lanjut, kegiatan workshop tersebut menjadi wadah tepat dan ajang refeksi bagi guru penggerak serta pengajar praktik untuk belajar dan berbagi aspirasi bersama.

“Kegiatan workshop ini menjadi salah satu bukti aksi nyata pembelajaran yang kolaboratif dari para calon guru Penggerak, Guru Penggerak dan Pengajar Praktik demi mewujudkan cita-cita bersama dalam memberikan pelayanan terbaik untuk siswa,” ujarnya.

“Guru penggerak ini diharapkan menjadi motor penggerak di sekolah, kemudian menggerakkan guru lainnya sehingga akan terwujud pembelajaran yang efektif,” tambahnya seraya memberi dukungan dan semangat kepada calon guru penggerak dan komunitas praktisi untuk terus meningkatkan kapasitas diri juga diberikan.

“Selamat melanjutkan usaha meningkatkan kapasitas diri, skill, keterampilan dan tentunya ilmu,” pungkasnya.

Sementara itu, seorang peserta workshop Inna Merdeka Wati (Guru Penggerak dari SDN 6 Andoolo) mengungkapkan, bahwa dirinya bersyukur karena bisa diikutsertakan dalam pelatihan tersebut.

BACA JUGA:  Pimpin Rakor Bidang Pendidikan, Bupati Surunuddin Sebut Kepala Sekolah Punya Wewenang Mutasi

“Saya berbahagia sekali dan bersyukur kepada Allah SWT, atas kesempatan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9 yang dilaksanakan Balai Guru Penggerak (BGP) Sutra dan Dikbud Konawe Selatan ini,” ungkap Innang.

“Di awal pembelajaran saja, saya mulai disadarkan oleh filosofi pendidikan menurut  Ki Hajar Dewantara yang memberi perumpamaan pendidikan itu seperti seorang petani,  ia tak akan dapat menjadikan padi tumbuh sebagai jagung,

selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi seperti cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya,” sambungnya.

Menurutnya, arti pendidikan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari sasaran pendidikan tersebut. Jika yang dihadapi adalah peserta didik yang introvert maka kita tidak dapat memaksakan motode diskusi untuk mereka, jika yang kita hadapi adalah peserta didik yang kinestetik maka metode ceramah merupakan hal yang sangat membosankan bagi mereka..

Dari pembelajaran di Pendidikan Guru Penggerak ia semakin paham, bahwa setiap pendidik harus selalu mengupgrade diri dan mengembangkan kompetensi diri agar menjadi guru idaman dan mengikuti perkembangan zaman karena guru bukanlah malaikat bersayap yang dengan mudah dapat mengubah dan memecahkan permasalahan peserta didik.

“Ternyata  seorang pendidik itu  perlu belajar, belajar dan belajar. Semangat untuk semua pejuang pendidikan semoga lelahmu menjadi berkah,” pungkasnya.